Resensi buku Honeymoon With My Brother

Posted: Februari 24, 2009 in Resensi Buku Non Fiksi
Tag:, , , , , , ,

138-08-26711jpgISBN:9789790241015

Rilis:2008

Halaman:486p

Penerbit:Serambi

Bahasa:Indonesia

Harga : Rp. 64.900,-

Dear Franz Wisner,

Aku sudah membaca bukumu Honeymoon With My Brothers, terimakasih telah mengunjungi negeriku Indonesia. Meskipun kamu tidak datang saat Visit Indonesia Year, tapi kamu memberiku gambaran tentang apa yang ada dibenakmu tentang tanah airku ini. Aku belum pernah merasakan traveling keliling dunia seperti yang pernah kamu lakukan, mengunjungi berbagai negara dengan segala kelebihan dan kekurangannya, mengenyam pengalaman bersama backpaker yang pola hidupnya sungguh mengejutkan,bercinta dengan model di Praha, dan masuk ke Suriah karena bantuan sebuah foto.

Dari caramu bertutur dan menulis, aku tahu kalau kamu orang yang serius, dan detail, sedangkan adikmu Kurt Oscar Wisner lebih santai. Peristiwa Annie meninggalkan kamu saat seminggu sebelum pernikahanmu padahal kamu sudah menjalani hubungan dengannya selama 10 tahun dan bulan madu yang sudah melambai-lambai tentu sebuah kabar yang sangat buruk. Aku bisa merasakan kepedihannmu karena akupun pernah patah hati.


Dan karirmu yang turun sebagai pelobi, eksekutif humas dan sekretaris pers pemerintah di The Irvine Company menambah panjang daftar kesedihanmu.

Perjalananmu dengan adik yang tidak begitu dekat tentu pengalaman yang sungguh luar biasa. Aku senang membaca kabar terakhirmu bahwa kamu sudah menikah dengan Tracy Middendorf, setidaknya kamu sudah tidak larut dalam patah hatimu, dan nenek tirimu LaRue Bocarde Daulton yang begitu menyayangimu tentu akan sangat bangga di alam sana. Cucu tercintanya sudah bisa menapaki hidup baru, apalagi Annie sudah menikah juga dengan pria pilihannya.


Sekarang mari kita mulai cerita perjalananmu selama dua tahun keliling dunia yang kau tulis dengan sangat bagus dan menyentuh, tidak ada promosi hotel atau restoran seperti yang kamu bilang karena itu adalah produk jualan, tapi kamu banyak menggunakan kata sifat. Bersulang untuk bukumu….cheerss….

Franz Wisner (Image taken from: www.honeymoonwithmybrother.com)

Franz Wisner

Simpan cerita tentang Annie, Rusia adalah negara pertama tujuanmu, dan kamu tahu bahwa mengantre dengan begitu banyak orang di bandara dan minimnya petugas imigrasi adalah hal sangat-sangat menyebalkan sekaligus melelahkan. Setelah berlari-lari berebut tempat antrian petugas bandara, kamu akhirnya bisa menikmati sekelumit hidup di bekas negara komunis itu.

Setelah Rusia kalian jelajahi, Swedia adalah tujuan berikutnya dengan mobil pilihan Kurt Saab yang telah menanti di pabriknya. Dan negara berikutnya yang kalian jelajahi dengan Saab adalah Budapest, Rumania, Bulgaria, Turki dan berhasil masuk Suriah, karena kamu menunjukkan foto asli bersama George Bush, karena petugas di perbatasan mendukung Bush menjadi presiden AS, sementara kamu juga menyimpan foto bersama Al Gore..:)


Berikutnya adalah perjalanan ke Asia Tenggara, dan Bali adalah pulau yang kamu kunjungi saat di Indonesia. Bali yang sudah hiruk-pikuk,centang perenang…tidak membuatmu betah berlama-lama di sana, kamu memilih kehidupan yang natural dan damai di Gili – Lombok. Sayang aku belum pernah ke Lombok jadi tidak bisa memberikan pendapat balasan soal ceritamu. Di sana kamu bertemu dengan kehidupan backpacker dari negerimu yang terbiasa menghadapi penduduk setempat, dan berminggu-minggu bahkan tahunan hidup di jalan, ck..ck..ck…

Negara berikutnya yang kamu singgahi adalah Vietnam dan Thailand.


Kurt Oscar Wisner (Image Taken From: www.honeymoonwithmybrother.com)

Kurt Oscar Wisner

Setelah berkeliling Asia tenggara, kamu melanjutkan ke negara-negara di bagian Amerika Utara dan Selatan. Negara pertama di wilayah itu yang kamu masuki adalah Caracas kemudianTrinidad, Equador, Galapagos, Peru dan Brazil.

Di Brazil banyak sekali yang kamu ceritakan tentang banyaknya pengangguran, dan tentu saja tentang sepak bolanya…

Dan perjalananmu yang terakhir adalah ke benua hitam Afrika…


Di selingi beberapa travel warning terhadap Indonesia beberapa tahun belakangan ini, tentu kamu akan bisa menceritakan tentang negeriku ini dengan baik dan jujur. Aku mengandalkan kamu Franz untuk bercerita kepada orang-orang yang kamu temui tentang Indonesia.


Essai mu yang berjudul “Dunia Kita Yang Miskin” membuka mataku bahwa begitu banyak orang yang hidup di bawah garis kemiskinan di luar sana, maka bersyukurlah dengan makanan yang ada di depanmu, nikmati dan jangan dibuang sia-sia. Kalian yang membaca resensi ini, yang membaca buku bagus ini, adalah orang- orang yang masih punya pilihan.

Bayangkan dengan anak-anak dan orang tua di Zimbabwe- Afrika yang dengan kemiskinannya, Aids yang masih menghantui, mereka masih bisa tersenyum. Dan betapa bobroknya pemerintahan yang membuat rakyat miskin semakin miskin yang membuat kita mual meski hanya membaca ceritanya saja.

Aku tidak berharap kamu akan patah hati lagi untuk bisa berkunjung lagi ke Indonesia, tapi jika kamu ingin menghilang, di Asia Tenggara seperti yang kamu tulis untuk nenek tirimu LaRue, Lombok mungkin bisa jadi pilihan.


Jika kami menghilang, kau mungkin akan bisa menemukan kami di pulau Gili, di pesisir Lombok. Pulau-pulau di sana memiliki perpaduan yang tepat untuk sebuah pelarian-tidak ada mobil, tidak ada jalan, tidak ada listrik dan air bersih hanya ada di tempat-tempat tertentu. Pondok-pondok di pantai disewakan seharga empat dolar semalam..untuk berdua..sudah termasuk mangga, pisang, dan kue dadar yang disajikan saat sarapan. Dan, tempat tidur gantung yang tersedia menolongmu dalam melahap buku yang selalu ingin kau baca.” (hal. 249)

Sungguh sebuah tempat pelarian yang sempurna.


Terima kasih kepada Berliani M. Nugrahani yang telah menerjemahkan dengan begitu baik.

Aku akan ingat semua ceritamu Franz, dan aku juga ingin melihat visualisasi dari bukumu ini di film kelak, yang telah dibeli oleh Sony hak pembuatannya. Mungkin di versi film sisi romance kisah cintamu dengan Annie akan mendapat porsi yang besar, seperti biasa karena itu untuk produk jualan, dan semoga Gili nanti bisa menampilkan keindahannya di Film itu.

Ngomong-ngomong kapan kamu akan ke sini lagi Franz?

Dengan iri,

-Eviwidi-

Komentar
  1. n mursidi berkata:

    wah, sdh tamat baca Honeymoon with my brother. bahkan sdh diresensi, kini baca buku apa lagi????

  2. eviwidi berkata:

    Halo Mas Mursidi…ada banyak buku…cuma aku baca dulu bukunya Trump..Why We Want You to be Rich.

  3. aru berkata:

    pengen banget beli n baca buku ini tapi belom kesampaian2 juga 😦

    salam kenal ya..

  4. eviwidi berkata:

    Halo Aru…

    Salam kenal juga…makasih ya udah mampir di sini.., bukunya bagus loh ini…banyak pengalaman yang bisa didapat dari ceritanya si Franz.

    Manusia kan belajar kehidupan itu dari yang pahit-pahit…

  5. Novi berkata:

    Wuiiih,
    baca resensi ini berasa pernah ketemu sama bang Franz.
    Boleh deh, besok2 aq ke gramed harus ada di keranjang belanjaan neh. huaaa dana bwt jajan bulan ini berkurang dech!

  6. […] itulah yang diungkapkan Franz Wisner dalam bukunya How The World Makes Love. Buku keduanya setelah Honeymoon With My Brother yang rencanaya akan difilmkan. Kali ini kepergian Franz keliling dunia, bukan untuk mengobati luka […]

  7. inggar berkata:

    belum pernah baca novelnya cuma baca resensinya saja sudah suka 🙂

  8. […] itulah yang diungkapkan Franz Wisner dalam bukunya How The World Makes Love. Buku keduanya setelah Honeymoon With My Brother yang rencanaya akan difilmkan. Kali ini kepergian Franz keliling dunia, bukan untuk mengobati luka […]

Tinggalkan komentar